

Artinya:
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)
Puasa Sunnah

Posisi puasa sunnah terhadap puasa wajib adalah sebagaimana posisi sholat sunnah kepada sholat wajib, yakni penyempurna apabila terdapat kekurangan di ibadah wajib kita. Selain itu, puasa sunnah juga bisa menjadi tambahan pahala bagi kita asalkan dengan niat semata karena Allah SWT.
Puasa sunnah sendiri terbagi menjadi banyak sekali macamnya, ada puasa senin kamis, puasa muharram, puasa daud, puasa rajab, puasa syawwal dan sebagainya. Pada pembahasan kali ini kita akan mengupas habis mengenai puasa muharram, dari asal-usul, niat sampai keutamaannya.
Puasa Sunnah Muharram

- Tingkatan yang paling utama adalah berpuasa sunnah 3 hari, yaitu pada tanggal 9,10 dan 11.
- Tingkatan kedua berpuasa sunnah 2 hari pada tanggal 9 dan 10.
- Tingkatan ketiga berpuasa sunnah 2 hari pada tanggal 10 dan 11.
- Tingkatan terakhir berpuasa sunnah 1 hari pada tanggal 10. Pada tingkatan ini, sebagian ulama memakruhkannya karena dianggap menyerupai orang Yahudi yang juga berpuasa pada tanggal ini.
Menurut ulama, sunnah adalah segala sesuatu yang asalnya dari Nabi Muhammad SAW dalam bentuk perkataan, perbuatan dan ketetapan. Nah, puasa muharram ini merupakan ketetapan dari Nabi Muhammad yang belum sempat dilaksanakan oleh beliau. Berikut ini kisahnya:
Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas r.a bahwasanya dia berkata, “Rasulullah SAW ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah SAW pun berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah SAW telah wafat terlebih dahulu.”
Niat Puasa-puasa Sunnah di Bulan Muharram
Niat Puasa Tasu’a
Artinya: Aku niat berpuasa sunnah esok hari di hari tasu’a karena Allah Ta’ala.
Apabila baru teringat untuk melaksanakan puasa tasu’a pada pagi harinya, maka lafazh “ghodin”-nya tidak perlu dibaca.
Niat Puasa 10 Muharram

Dibaca: Nawaitu shouma ghodin min yaumi ‘asyuuroo-a sunnatan liLlaahi ta’aalaa.Artinya: Aku niat berpuasa sunnah esok hari di hari ‘asyuro’ karena Allah Ta’ala.
Niat Puasa 11 Muharram

Dibaca: Nawaitu shouma ghodin min yaumi ahada ‘asyara-al muharromu sunnatan liLlaahi Ta’aalaa.
Artinya: Aku niat berpuasa sunnah esok hari di hari kesebelas Muharram karena Allah Ta’aalaa.
Keutamaan Puasa Muharram
Bulan Muharram masih termasuk daripada bulan-bulan haram yang mana ketika itu pahala-pahala akan dilipat gandakan. Tidak mengherankan apabila Nabi SAW sendiri mengatakan dalam hadits shahih bahwa puasa yang paling utama setelah puasa wajib di bulan Ramadhan adalah puasa sunnah di bulan Muharram.Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasululloh SAW bersabda, “Puasa yang paling utama sesudah puasa bulan Ramadan ialah puasa di bulan Muharram”. (HR Muslim no. 1163)

Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasululloh SAW ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)Demikianlah ganjaran yang telah dijanjikan oleh Allah melalui lisan Rasul-Nya. Semoga kita semua dapat melaksanakan sunnah yang mulia ini. Kurang lebihnya mohon maaf, semoga bermanfaat.
sumber : http://nettik.net
0 komentar:
Post a Comment