*🍯Nasehat🍪*
Alhamdulillah…
*Wahai Kaum Muslimin, Janganlah kita agak sakit hati,panas,emosi jika berdebat dgn orang jahil atau ada mencela/memaki kita.Diamlah atau Berkata baik itu adalah sikap seorang muslim*
*Jangan terpengaruh dengan caciannya, tidak perlu dihiraukan dan tetap tenang, Tidak perlu dilayani caci-maki dan debatnya, segera tinggalkan saja, Sebaiknya diam dan tidak membalas caci-makinya, Jika menjawab dan meladeni maka ia akan semakin senang, sebaliknya jika tidak kita pedulikan maka ia akan sakit hati sendiri, Tetap tenang karena pahala anda mengalir terus kepada anda karena caci-makinya, Penonton akan tahu siapa yang menang, siapa yang tenang dan siapa yang cerdas*
*Jadi Jika Pada Zaman Sekarang Ada Yang Menolak Dakwah sunnah/salafush shalih,Pada Saat Kita Sampaikan.Mereka Menolak Itu Pilihan Mereka. Dakwah itu Targetnya Penyampaian dan Bukan Penerimaan. Jangan Pernah Saudaraku kalian Berdakwah targetnya Harus diterima. Tidak Bisa. Tidak Mungkin.Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi wassalam sering sedih dulu Kalau ada orang2 quraish nolak dakwah, sampai pernah saat beliau berdakwah kepada pembesar quraish ada orang buta datang,lalu bilang Hai Muhmmad tinggalkan mereka sampaikan kepadaku.Nabi balik lihat dia masyarakat biasa,maksud nabi tunggu sebentar saya lagi berdakwah tapi orang2 pada nolak.Lalu turun Ayat Surah Abasa. Jadi Saudaraku jika Target Dakwah kita penyampaian kita tidak akan pernah Bosan/Jenuh. Kita akan Jenuh Jika target kita Penerimaan.Tugas kita adalah Penyampaian,Sisanya terserah Allah.*
*Allah Tidak Pernah Memaksa seseorang. Allah Telah Menciptakan Kebaikan & Keburukan, Serta Menggantungkan Balasan Pada Keduanya. Kita tidak Pernah dipaksa Untuk Berbuat Buruk dan Tidak Pernah dipaksa Berbuat Kebaikan, Terserah dia apakah dia ingin kebenaran atau mengikuti hawa nafsu untukmembela pendapat pribadinya.*
*Jika kebenaran telah jelas (dan hal itu berseberangan dengan pendapat pribadinya) maka dia tidak akan menerimanya dan terus menerus ‘ngeles’ hingga tidak akan anda dapati ujungnya.*
*Seperti Kita katakan pada mereka bahwa dzikir bersama sesudah sholat, dipimpin oleh seseorang kemudian yang lain mengikuti secara bersama-sama, Melafalkan Niat, Merayakan Maulid,Isra Miraj, Nuzulul Qur'an, Tahlilan,& Ibadah lain yang Mereka Buat dengan Niat Baik.Sungguh Mereka mengada-ngada dan Membuat suatu suatu perkara yang tak pernah dilakukan oleh Nabi Shalallahu 'alaihi wassalam dan tidak pula seorang diantara para kholifah dan sahabatnya. Inilah petunjuk dan perjalanan hidup mereka, lalu mereka marah,mencaci maki ulama,mereka bilang aliran sesat,tolol,goblok. jangan Hiraukan, lalu mereka asal nyomot dalil& mengatakan dengan hawa nafsu saja. Tinggalkan & Diamkan saja jika mereka Berdebat. Sungguh Kita akan Kecewa Jika Target Dakwah kita Hanya Penerimaan. Bukankah Nabi Shalallahu'alaihi Wassalam Berdakwah Juga ditolak bahkan Sampai Dilempari batu,Dicaci Maki,Dimusuhi,dsb, jika Dakwah adalah Penerimaan, Maka Dakwah nabi shalallahu'alaihi wassalam tidak akan ditolak oleh orang2 musyrik Quraish*
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ﺃُﻭﺻِﻴﻜُﻢْ ﺑِﺘَﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻭَﺍﻟﺴَّﻤْﻊِ ﻭَﺍﻟﻄَّﺎﻋَﺔِ ﻭَﺇِﻥْ ﻋَﺒْﺪًﺍ ﺣَﺒَﺸِﻴًّﺎ ﻓَﺈِﻧَّﻪُﻣَﻦْ ﻳَﻌِﺶْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺑَﻌْﺪِﻯ ﻓَﺴَﻴَﺮَﻯ ﺍﺧْﺘِﻼَﻓًﺎ ﻛَﺜِﻴﺮًﺍ ﻓَﻌَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺑِﺴُﻨَّﺘِﻰﻭَﺳُﻨَّﺔِ ﺍﻟْﺨُﻠَﻔَﺎﺀِ ﺍﻟْﻤَﻬْﺪِﻳِّﻴﻦَ ﺍﻟﺮَّﺍﺷِﺪِﻳﻦَ ﺗَﻤَﺴَّﻜُﻮﺍ ﺑِﻬَﺎ ﻭَﻋَﻀُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎﺑِﺎﻟﻨَّﻮَﺍﺟِﺬِ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻛُﻢْ ﻭَﻣُﺤْﺪَﺛَﺎﺕِ ﺍﻷُﻣُﻮﺭِ ﻓَﺈِﻥَّ ﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ﻭَﻛُﻞَّﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼَﻟَﺔٌ
*“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk.Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama)
yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan ”* (HR. At Tirmidzi no. 2676. ianberkata: “hadits ini hasan shahih”)
Dalam riwayat An Nasa’i,
ﻣَﻦْ ﻳَﻬْﺪِ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻼ ﻣُﻀِﻞَّ ﻟَﻪُ ، ﻭَﻣَﻦْ ﻳُﻀْﻠِﻞْ ﻓَﻼ ﻫَﺎﺩِﻱَ ﻟَﻪُ ، ﺇِﻥَّ ﺃَﺻَﺪَﻕَﺍﻟْﺤَﺪِﻳﺚِ ﻛِﺘَﺎﺏُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ، ﻭَﺃَﺣْﺴَﻦَ ﺍﻟْﻬَﺪْﻱِ ﻫَﺪْﻱُ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ، ﻭَﺷَﺮَّ ﺍﻷُﻣُﻮﺭِ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺎﺗُﻬَﺎ ، ﻭَﻛُﻞَّ ﻣُﺤْﺪَﺛَﺔٍ ﺑِﺪْﻋَﺔٌ ، ﻭَﻛُﻞَّﺑِﺪْﻋَﺔٍ ﺿَﻼﻟَﺔٌ ، ﻭَﻛُﻞَّ ﺿَﻼﻟَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
*“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan dan setiap kesesatan tempatnya dineraka ”* (HR. An Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al
Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An Nasa’i )
Islam Telah Sempurna
*Imam Malik bin Anas* Rahimahullah, (93 – 179 H) berkata, *“Barangsiapa yangmengadakan suatu bid’ah dalam Islam yang ia pandang hal itu baik (bid’ah hasanah), maka sungguh dia telah menuduh Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah agama ini.* Karena sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah berfirman: “Padanhari ini telah Ku sempurnakan agama- mu untukmu…” [Al-Maa-idah:[3]. (ImamMalik rahimahullah selanjutnya berkata),
*“Maka sesuatu yang pada hari itu
bukanlah ajaran agama,maka hari inipun sesuatu itu bukanlah ajaranagama”* [Al-I’tisham (I/ 64-65) tahqiq:Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaly cet. I, th.1412 H, Daar Ibni Affan]
*Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh
ditambah dan dikurangi. Kewajiban umat Islam
adalah ittiba’*
Allah Azza wa Jalla berfirman:
ﺍﻟْﻴَﻮْﻡَ ﺃَﻛْﻤَﻠْﺖُ ﻟَﻜُﻢْ ﺩِﻳﻨَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﺗْﻤَﻤْﺖُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻧِﻌْﻤَﺘِﻲ ﻭَﺭَﺿِﻴﺖُﻟَﻜُﻢُ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡَ ﺩِﻳﻨًﺎ
*“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmuagamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamunikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagaiagama bagimu …”* [Al-Maa-idah: 3]
Bismillah
*Bisa jadi agak sakit hati, hati “panas” atau emosi menggelora, jika ada orang yang mencela dan mencaci-maki kita. Mengunakan kata-kata yang kurang enak bahkan tidak pantas keluar dari lisan seseorang yang mengaku muslim. Seorang muslim hanya berkata baik atau diam. Ini bisa terjadi di dunia nyata maupun dunia maya. Terlebih di dunia maya, terkadang ada orang yang bahkan tidak kita kenal, berkomentar dengan kata-kata kasar dan mencela.*
Bagaimana sikap kita? Berikut beberapa penjelasan ulama mengenai hal ini:
1. *Jangan terpengaruh dengan caciannya, tidak perlu dihiraukan dan tetap tenang*
*Ulama menjelaskan bahwa hanya orang yang bodoh saja yang mengeluarkan kata-kata kasar. Karena terkadang kata-kata kasar itu sebenarnya untuk menutupi kebodohannya dan untuk menutupi bahwa ia kalah dalam berdiskusi.* Maaf saja, orang bodoh hampir mirip dengan orang gila, jadi kalau ada orang gila atau orang bodoh mencaci maki, maka tidak perlu dimasukkan ke dalam hati. *Apakah orang gila dipedulikan?*
*Ya benar juga, “Anjing mengonggong kafilah berlalu”*
*Ibnul Qayyim* rahimahullah berkata,
ﻭﺃﻣﺎ اﻟﺠﺎﻫﻞ اﻟﻤﻘﻠﺪ ﻓﻼ ﺗﻌﺒﺄ ﺑﻪ ﻭﻻ ﻳﺴﻮءﻙ ﺳﺒﻪ ﻭﺗﻜﻔﻴﺮﻩ ﻭﺗﻀﻠﻴﻠﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﻛﻨﺒﺎﺡ اﻟﻜﻠﺐ.
*“Adapun jika ada orang yang bodoh lagi pembebek, maka janganlah anda dilelahkan karenanya dan terpengaruh oleh caciannya, tuduhan kafir dan vonis sesat darinya. Karena sesungguhnya dia seperti gonggongan anjing.”*[1]
*Jika perlu, hapus komentarnya di sosmed anda. Hanya merusak pemandangan saja, terlebih-lebih dia juga tidak kita kenal. Apa urusan dia dengan kita?*
2. *Tidak perlu dilayani caci-maki dan debatnya, segera tinggalkan saja*
*Kata-kata yang kasar dan caci-maki sudah menunjukkan bahwa niatnya tidak baik, bukan mencari kebenaran dengan berdiskusi. Hanya mencari “masalah” saja. Kita juga diperintahkan agar menjauhi dan berpaling dari orang yang bodoh.*
Allah Ta’ala berfirman,
خُذِ العَفْوَ وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ
*“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang jahil/bodoh”*(Al-A’raf: 199)
Jika kita melayani tidak ada keuntungan sama sekali yang kita dapat, hanya sakit hati saja.
*Imam Syafi’i*rahimahullah berkata,
فإن كلمته فرجت عنه .. وإن خليته كمدا يموت
*“Apabila kamu melayaninya, maka kamu akan susah sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti hati”*[2]
3. *Sebaiknya diam dan tidak membalas caci-makinya*
*Sebenarnya boleh saja membalas dalam bentuk “qishas” akan tetapi terkadang membalas bisa melampui dari balasannya. Jika kita membalas juga, maka apa bedanya kita dan dia yaitu sama-sama mencela dan sama-sama mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Dia lebih baik dalam hal ini*
*Imam Syafi’i* rahimahullah berkata,
إذا نطق السفيه فلا تجبه .. فخير من إجابته السكوت
*“Apabila orang bodoh mengajak berdebat denganmu, maka sikap yang terbaik adalah diam dan tidak menanggapi”*
4. *Jika menjawab dan meladeni maka ia akan semakin senang, sebaliknya jika tidak kita pedulikan maka ia akan sakit hati sendiri*
*Karena jika kita menanggapi, caci-makinya menjadi berharga dan bernilai. Maka jangan ditanggapi, hapus saja komentar yang kasar tersebut.*
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
ﻓﻼ ﺗﺠﻌﻞ ﻟﻠﻜﻠﺐ ﻋﻨﺪﻙ ﻗﺪﺭا ﺃﻥ ﺗﺮﺩ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﻠﻤﺎ ﻧﺒﺢ ﻋﻠﻴﻚ ﻭﺩﻋﻪ ﻳﻔﺮﺡ ﺑﻨباحه ﻭﺃﻓﺮﺡ ﺃﻧﺖ ﺑﻤﺎ ﻓﻀﻠﺖ ﺑﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻌﻠﻢ ﻭاﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭاﻟﻬﺪﻯ ﻭاﺟﻌﻞ اﻹﻋﺮاﺽ ﻋﻨﻪ ﻣﻦ ﺑﻌﺾ ﺷﻜﺮ ﻧﻌﻤﺔ اﻟﻠﻪ اﻟﺘﻲ ﺳﺎﻗﻬﺎ ﺇﻟﻴﻚ ﻭﺃﻧﻌﻢ ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻴﻚ
*“Maka jangan sampai Anda menjadikan anjing itu bernilai untuk dijawab. Tiap kali dia menggonggong kepada anda, maka acuhkan dia niscaya Anda akan merasa gembira dengan gonggongannya. Bergembiralah atas keutamaan yang Anda miliki berupa ilmu, iman dan petunjuk. Dan jadikanlah berpaling darinya sebagai bagian dari rasa syukur atas nikmat Allâh yang Allah karuniakan dan anugerahkan kepada Anda.”*[3]
5. *Tetap tenang karena pahala anda mengalir terus kepada anda karena caci-makinya*
*Yang lebih penting lagi adalah urusan di hari kiamat. Ia mencaci-maki kita atau bahkan menyebarkan fitnah, maka di hari kiamat nanti ia akan mencar-cari kita untuk meminta maaf dan membayar dengan pahalanya. Jika pahalanya sudah habis, maka dosa kita diberi kepadanya.*
Sebagaimana dalah hadits berikut.
Dari Abu Hurairah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda.
أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوْاالْمُفْلِسُ فِيْنَا يَا رَسُو لَ اللَّهِ مَنْ لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ قَالَ رَسُو لَ اللَّهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّيِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَتِهِ وًِصِيَامِهِ وِزَكَاتِهِ وَيَأتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَاَكَلاَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَيَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُحِذَ مِنْ خَطَايَاهُم فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرحَ فِي النَّارِ
*“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut ? Para sahabat pun menjawab, ‘Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda. ‘Beliau menimpali, ‘Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa dan zakat, akan tetapi, ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka”.*[4]
6. *Penonton akan tahu siapa yang menang, siapa yang tenang dan siapa yang cerdas*
*Tidak perlu khawatir terlihat kalah atau terlihat tidak bisa melawan karena penonton yang cerdas tahu siapa yang menang sesungguhnya*
Imam Syafi’i rahimahullah berkata,
أما ترى الأسْد تُخشى وهي صامته؟.. والكلب يـُخسَا لعمري وهو نباح
*“Apakah kamu tidak melihat bahwa seekor singa, ia ditakuti lantaran ia pendiam*
*Sedangkan seekor anjing menjadi main-mainnya karena ia suka menggonggong”*[5]
Demikian semoga bermanfaat
Penyusun: *Raehanul Bahraen*
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] Shawaiqul Mursalah 3/1158
[2] Diwan As-Syafi’i, karya Yusuf Asy-Syekh
Muhammad Al-Baqa’i
[3] Shawaiqaul Mursalah 3/1158
[4] HR. Muslim
[5] Diwan As-Syafi’i, karya Yusuf Asy-Syekh
Muhammad Al-Baqa’i
SUMBER : 0823-5497-3331
0 komentar:
Post a Comment