REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesucian bumi Palestina tidak hanya disepakati oleh umat Islam saja. Kesucian bumi Palestina juga disepakati dalam Turat dan Injil. "Semuanya mengakui kesucian Palestina. Masing-masing agama memiliki porsi ibadahnya di Palestina," kata salah seorang warga Palestina, Ayman Almabhouh (30 tahun), kemarin.
Sebenarnya, kata dia, tidak ada masalah di Palestina. Tapi, kemudian muncul pihak yang ingin menguasai pihak-pihak lain sehingga menimbulkan banyak masalah. Saat ini Palestina dijajah Israel, terjadi tragedi kemanusiaan.
Menurutnya, kondisi Palestina dipercaya sebagai gambaran atau tolak ukur kondisi umat Islam di dunia. Jika kondisi umat Islam di dunia semakin baik, maka kondisi Palestina akan membaik. Sebaliknya, jika umat Islam di dunia terpecah belah, MAKA kondisi Palestina semakin memburuk.
"Palestina menjadi tolak ukuran kondisi umat Islam di belahan bumi yang lain," kata Ayman kepada Republika saat menghadiri acara The Sound of Humanity yang diselenggarakan Dompet Dhuafa untuk Palestina.
Ia menerangkan, sebagai contohnya masalah yang menimpa Masjid Al-Aqsha. Seharusnya menjadi isu nomor satu bagi semua umat Islam di belahan bumi mana pun. Sebab, sudah menjadi kesepakatan bersama bahwa Masjid Al-Aqsah merupakan tempat suci bagi umat Islam. "Jadi tidak ada perbedaan pendapat dalam Islam tentang kesucian Masjid Al-Aqsha," ujarnya.
Dia menyampaikan, seiring waktu berlalu, semakin banyak kejadian baru. Akses pendidikan warga Palestina semakin dipersempit dan dibatasi. Suplai makanan juga semakin lama semakin dibatasi. Setiap hari semakin mengalami kemunduran dan keadaannya semakin mengenaskan.
Akses-akses dikuasai orang-orang Zionis di Pemerintah Israel. Sehingga mereka leluasa mengatur hajat hidup orang-orang Palestina. "Nilai-nilai kemanusiaan semakin hari semakin dilecehkan, hak-hak hidup masyarakat Palestina semakin hari semakin dikesampingkan," ungkapnya.
sumber : republika.co.id
0 komentar:
Post a Comment