Dakwah dari jajahan iblis laknatullah
Bolehkah Berbohong Demi Kebaikan Dalam Islam?
Ustadzah Menjawab
✍Ustadzah Nurdiana
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Assalamu'alaikum ukh saya mau tanya lagi..
Apakah ada istilah berbohong demi kebaikan dalam islam? Dan di suatu
hadits menyatakan dusta dan iman itu tdk menyatu dusta kecil dan dusta
besar itu sama aja tapi ada hadits lain menyatakan dusta kecil dicatat
sebagai dusta kecil dan dusta besar dicatat sebagai dusta besar. Apa
maksudnya? Mohon penjelasannya ustad/ustadzah syukran. # A 39
🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱
JAWABAN :
و عليكم السلام و رحمة الله و بركاته ،
Pada prinsipnya berbohong atau berkata dusta atau berperilaku tidak
jujur dilarang dalam Islam. Al Quran dan al hadits secara tegas mencela
mereka yang suka berbohong.
Al Quran menganggap berbohong adalah perilaku orang yang tidak beriman.
إنما يفتري الكذب الذين لا يؤمنون بآيات الله وأولئك هم الكاذبون
"Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah
orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah
pembohong."
(QS An Nahl (16) : 105)
Rasulullah menegaskan haramnya berdusta dan menjadi salah satu tanda orang munafik:
آية المنافق ثلاثة : إذا حدث كذب , وإذا وعد أخلف , وإذا اؤتمن خان
"Tanda orang munafik ada tiga: berkata bohong, ingkar janji, mengkhianati amanah."
(HR Bukhari & Muslim).
KAPAN BOLEH DUSTA*
Ada saat dan kondisi tertentu di mana berbohong itu dibolehkan. Yaitu, di saat terpaksa dan dalam situasi darurat.
من كفر بالله بعد إيمانه إلا من أكره وقلبه مطمئن بالإيمان. ولكن من شرح بالكفر صدراً فعليهم غضب من الله ولهم عذاب عظيم
"Barangsiapa kafir kepada Allah setelah dia beriman (dia
mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal
hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), tetapi orang
yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah
menimpanya dan mereka akan mendapat azab yang besar."
(QS An Nahl (16) : 106)
*BOLEH BOHONG DALAM 3 (TIGA) PERKARA*
Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin jilid IV/284
mengutip sebuah hadits Nabi yang membolehkan seseorang berdusta dalam 3
(tiga) perkara:
ما سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يرخص فى شئ من الكذب
إلا قى ثلاث: الرجل يقول القول يريد به الصلاح، والرجل يقول القول فى
الحرب، والرجل يحدث امرأته، والمرأة تحدث زوجها
"Rasulullah tidak mentolerir suatu kebohongan kecuali dalam
tiga perkaran: (a) untuk kebaikan; (b) dalam keadaan perang; (c) suami
membohongi istri dan istri membohongi suami (demi menyenangkan
pasangannya)
."
Dalam hadits lain yang serupa dikatakan
كل الكذب يٌكتب على إبن آدم لا محالة إلا أن يكذب الرجل فى
الحرب فإن الحرب خدعة أو يكون بين الرجلين شحناء فيصلح بينهما أو يحدث
امرأته فيرضيها
"Setiap kebohongan itu terlarang bagi anak cucu Adam
kecuali (a) dalam peperangan. Karena peperangan adalah tipu daya. (b)
menjadi juru damai di antara dua orang yang sedang bertikai; (c) suami
berbohong untuk menyenangkan istri
."
Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan maksud hadits ini:
وَأَمَّا كَذِبه لِزَوْجَتِهِ وَكَذِبهَا لَهُ : فَالْمُرَاد
بِهِ فِي إِظْهَار الْوُدّ ، وَالْوَعْد بِمَا لَا يَلْزَم ، وَنَحْو
ذَلِكَ ؛ فَأَمَّا الْمُخَادَعَة فِي مَنْع مَا عَلَيْهِ أَوْ عَلَيْهَا ,
أَوْ أَخْذ مَا لَيْسَ لَهُ أَوْ لَهَا : فَهُوَ حَرَام بِإِجْمَاعِ
الْمُسْلِمِينَ . وَاَللَّه أَعْلَم
"Adapun bohongnya suami pada istri dan bohongnya istri pada
suami maka yang dimaksud adalah dalam menampakkan rasa sayang, dan
berjanji yang tidak wajib, dan yang semacam itu. Adapun berbohong suami
karena tidak bisa memenuhi kewajibannya atau bohongnya istri karena
meninggalkan kewajibannya atau mengambil hak yang bukan milik suami atau
istri maka itu haram menurut kesepakatan ulama (ijmak)
."
KESIMPULAN.
Memiliki dan menumbuhkan sifat jujur wajib bagi setiap muslim karena
jujur merupakan sifat yang membedakan antara mukmin dan munafiq.
Dan hukum berbohong adalah
1. Haram yaitu melakukan kebohongan yang tidak berguna
2. Makruh, untuk mendamaikan dua orang yang berselisih.
3. Mubah, dalam hal cumbu rayu suami istri.
4. Sunnah, dalam peperangan antara muslim dan kafir.
5, wajib,untuk menyelamatkan jiwa seseorang.
Allah maha teliti hitungannya dan tidak dzolim kepada
hambanya, jd kalau seseorang melakukan dosa kecil maka Allah akan
mencatatnya sbg dosa kecil dan bila melakukan dosa besar akan di catat
sebagai dosa besar, yang harus di garis bawahi *Tumpukan dosa kecil
akhirnya bisa bergulir seperti bola salju dan menjadi tumpukan dosa
besar.* Oleh karena itu jangan pernah meremehkan dusta/ dosa, sekecil
apapun sebaiknya di hindari dan selalu waspada agar tidak terjatuh pada
kondisi yang memberatkan diri kita.
Wallahu a'lam.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Di persembahkan oleh :
www.iman-islam.com
0 komentar:
Post a Comment