Dakwah dari jajahan iblis laknatullah
dok. Kemenag.go.id
Anggota Amirul Hajj KH Asrorun Niam
IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji
Indonesia akan mulai digerakan menuju Arafah pada Rabu (30/08) besok,
atau bertepatan dengan 8 Zulhijjah 1438H. Pada saat yang sama, sebagian
jamaah ada yang bergerak menuju Mina untuk melakukan Tarwiyah. Kenapa
tidak semua jamaah Indonesia melakukan Tarwiyah?
Sekretaris
Komisi Fatwa MUI yang juga Anggota Amirul Hajj Dr. Asrorun Ni’am
mengatakan, tarwiyah adalah menginap (mabit) di Mina pada 8 Dzulhijjah,
sebelum wukuf di Padang Arafah. "Jamaah akan menunaikan shalat Zuhur,
Asar, Maghrib, Isya, dan Subuh di Mina. Mereka tidak meninggalkan Mina
sebelum terbit matahari di hari Arafah. Hukum melaksanakan Tarwiyah
adalah sunnah," katanya, Selasa (29/8).
Wukuf adalah rukun haji.
Karenanya, seluruh jemaah haji Indonesia harus dipastikan sudah berada
di Arafah sebelum pelaksanaan wukuf (Zuhur tanggal 9 Zulhijjah).
Memobilisasi jamaah haji dalam jumlah besar (lebih dari 200ribu),
membutuhkan waktu. Karenanya, Pemerintah mengambil kebijakan untuk
langsung memberangkatkan jemaah haji Indonesia menuju Arafah untuk
persiapan wukuf.
"Ini dilakukan demi kemaslahatan. Pelaksanaan
rukun hajinya, lebih diutamakan. Dari pada mengejar sunnah, akan tetapi
berpotensi mengganggu pelaksanaan rukun haji, yaitu wukuf," ujar
Asrorun.
Jika seluruh jamaah digerakkan ke Mina terlebih dahulu,
dikhawatirkan saat pelaksanaan wukuf masih ada jamaah yang berada di
luar Arafah. Jadi, ini akan berpotensi menghilangkan kesempatan
pelaksanaan rukun haji. Karena persoalan teknis pemberangkatan, jamaah
masih di luar Arafah.
| Redaktur : Agus Yulianto |
| Sumber : kemenag.go.id |
sumber .ihram.co.id
0 komentar:
Post a Comment