sebuah tempat yang berisi berita, informasi dan posting-posting mengenai Islam secara global atau luas DAN semoga yang di share disini bermanfaat untuk kita semua .amiin ya Allah
(DAKWAHMELALUIBLOG)
------
This blog contains news, information and posts about Islam globally or broadly AND hopefully this blog useful for us all .amiin ya Allah (DAKWAHMELALUIBLOG)
dakwatuna.com –
Kembali puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt yang telah
memberikan kenikmatan beribadah kepada kita, khususnya pada bulan Ramadhan
yang baru saja kita lalui, bahkan ibadah shalat Id kita pada pagi ini.
Karenanya kita berharap semoga semua itu dapat mengokohkan ketaqwaan
kita kepada Allah swt dalam menjalani sisa kehidupan kita di dunia.
Ketaqwaan yang membuat kita bisa keluar dari berbagai persoalan hidup
dan mengangkat derajat kita menjadi amat mulia di hadapan Allah swt.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan para penerusnya hingga hari akhir nanti.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Berbahagia.
Ramadhan
yang baru saja berlalu memberikan pelajaran amat berarti kepada kita.
Satu di antaranya adalah mendidik kita untuk menjadi pribadi yang mulia,
keluarga yang mulia, bangsa yang mulia dan umat yang mulia. Allah swt
telah menciptakan kita sebagai manusia yang mulia. Lahir dalam keadaan
bersih tanpa dosa dan memiliki warna dasar bertauhid atau beriman kepada
Allah swt. Namun, berbagai kepentingan duniawi membuat manusia
berambisi pada sesuatu hingga menghalalkan segala cara, lalu
tercorenglah kemuliaan dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa hingga
sebagai umat Islam.
Pada masa
Rasulullah saw, terjadi perang Badar pada bulan Ramadhan. Meskipun
jumlah kaum muslimin hanya 314 orang dan orang kafir 1000 lebih, tapi
perang itu dimenangkan oleh umat Islam. Setelah perang berakhir,
ternyata orang-orang kafir meninggalkan harta yang menjadi pampasan
perang, disebut dengan ghanimah. Ada sedikit keributan yang tidak pantas
dilakukan oleh para sahabat berkenaan dengan pembagian harta itu. Bila
konflik ini berkembang, niscaya jatuh harga diri dan kemuliaan sebagai
umat, maka Allah swt menurunkan firman-Nya:
Mereka bertanya
kepadamu tentang (pembagian) harta rampasan perang. Katakanlah: “Harta
rampasan perang itu kepunyaan Allah dan Rasul, sebab itu bertakwalah
kepada Allah, perbaikilah hubungan di antara kamu dan taatlah kepada
Allah dan Rasul-Nya, jika kamu adalah orang-orang yang beriman” (QS Al
Anfal [8]:1).
Ketika mengomentari ayat-ayat di dalam surat Al Anfal, Sayyid Qutb
dalam tafsirnya Fi Dzilalil Quran menyatakan: “Sungguh merinding
seseorang ketika melihat para peserta perang Badar membicarakan harta
rampasan perang. Padahal, mereka adalah kaum Muhajirin yang telah rela
meninggalkan sesuatu untuk berjihad guna menyelamatkan aqidah
mereka, tanpa menghiraukan kekayaan dunia sedikit pun. Sementara itu,
orang-orang Anshar yang telah membantu kaum muhajirin dengan merelakan
harta dan rumah-rumah mereka untuk dimakan dan ditempati bersama, tidak
ada sedikit pun yang bakhil terhadap kekayaan dunia”.
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Kaum Muslimin Yang Dimuliakan Allah.
Dari
ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwa ada tiga kunci kemuliaan bagi
kaum muslimin yang harus selalu dimiliki dan dipertahankan. Karenanya,
pada kesempatan yang mulia ini, amat penting untuk kita kaji bersama. Pertama adalah
Bertakwa Kepada Allah swt, ini merupakan kunci kemuliaan manusia.
Karena itu, semua Nabi dan Rasul mengarahkan umatnya untuk bertakwa
kepada Allah swt, ini berarti kemuliaan manusia bukan terletak pada
postur tubuh, paras atau wajah apalagi dari sisi hartanya. Maka, ribut
soal harta apalagi sampai merusak hubungan sesama bukanlah kepribadian
orang bertakwa, tapi justru hal itu merusak ketaqwaan yang telah
dimilikinya. Allah swt berfirman:
Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan, dan menjadikan kamu bersuku-suku, berbangsa-bangga supaya
kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS Al Hujurat
[49]:13).
Orang yang bertakwa
kepada Allah swt bukanlah orang yang meributkan soal harta.
Memperebutkan harta guna meraihnya dalam jumlah banyak dengan cara yang
tidak halal hanya merusak kehormatan, apalagi sampai menimbulkan
konflik. Orang yang bertakwa justru suka berkorban dengan hartanya dalam
keadaan sulit maupun lapang, ini berarti sangat naif bila seseorang
ribut soal harta hingga merusak hubungan sesamanya yang berarti merusak
ketakwaannya, padahal harta itu justru yang sebenarnya harus dikorbankan
di jalan Allah swt meskipun seseorang hanya memiliki sedikit harta,
sebagaimana firman-Nya:
Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa, (yaitu) orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya serta
memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan (QS Ali Imran [3]:133-134).
Ibadah puasa
Ramadhan yang baru kita laksanakan merupakan suatu proses, proses agar
kita menjadi takwa. Maka, mulai sekarang kita tunjukkan peningkatan
takwa. Dengan takwa, kita tidak punya niat melakukan perbuatan yang
bernilai dosa. Seandainya kita berdosa juga, itu semua tidak diniatkan
sejak awal dan kita sering menyebutkan dengan dosa yang tidak disengaja.
Taqwa adalah memelihara diri dari siksa Allah dengan mengikuti segala
perintah dan menjauhi larangan-larangan-Nya dalam situasi dan kondisi
yang bagaimanapun juga, bahkan di mana pun seseorang berada, Rasulullah
saw bersabda:
Bertakwalah
kamu kepada Allah di mana saja kamu berada dan ikutilah kejelekan
dengan kebaikan, maka ia dapat menghapusnya dan pergaulilah manusia
dengan akhlak yang baik (HR. Thabrani)
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah.
Kedua yang
merupakan kunci kemuliaan umat Islam adalah menjalin hubungan yang baik
dengan sesama muslim. Manakala kita saling bermusuhan, bagaimana
mungkin kita disebut sebagai orang yang mulia, apalagi bila pangkal
permusuhan itu karena memperebutkan harta yang sebenarnya sudah ada
ketentuannya di dalam Islam, apalagi dalam kehidupan keluarga yang
sering terjadi konflik memperebutkan harta waris. Karena itu permusuhan
atau konflik tidak boleh dibiarkan terus berlangsung apalagi
berkepanjangan, Allah swt berfirman:
Sesungguhnya
mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu
dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat (QS Al Hujurat
[49]:10).
Sebagai umat dan bangsa,
harus kita sadari bahwa konflik sering terjadi dimana-mana bila tidak
ada keadilan. Pemerintah jangan berharap banyak ada ketenangan dan
kedamaian dalam kehidupan bangsa bila keadilan dalam hukum belum
ditegakkan, pembangunan belum merata, dan ekonomi dikuasai segelintir
orang sehingga terjadi kesenjangan yang sangat tajam. Dalam kehidupan
keluarga, konflik akan terus terjadi bila tidak ada kasih sayang,
terlalu mengutamakan egoisme dan tidak dipenuhi hak dan kewajiban.
Ishlah
atau memperbaiki hubungan di antara sesama muslim amat penting. Hal ini
karena, perjuangan tidak bisa dilakukan sendirian. Tapi, kita tidak
bisa berjuang bersama-sama bila di antara muslim terjadi konflik,
apalagi hal ini sering kali bisa menguras energi jasmani dan rohani
serta pemikiran.
Berbantah-bantahan
sangat dilarang dalam situasi perjuangan, apalagi perjuangan itu tidak
ada hentinya. Besarnya potensi yang kita miliki tidak banyak berarti
bila selalu diwarnai dengan konflik, di sinilah pentingnya kesabaran
yang dibingkai dalam ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya sehingga
persoalan tidak dihadapi secara emosional, Allah swt berfirman:
Dan
taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu
berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang
kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar (QS Al Anfal [8]:46).
Jamaah Sekalian Yang Dimuliakan Allah swt.
Kunci kemuliaan umat Islam yang Ketiga
adalah Taat Kepada Allah dan Rasul. ini merupakan sesuatu yang bersifat
mutlak, karenanya manusia tidak bisa mencapai kemuliaan tanpa ketaatan,
untuk itu jangan sampai manusia mendahului ketentuan Allah swt atau
mengabaikan-Nya, Allah berfirman:
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui (QS Al Hujurat [49]:1).
Kunci
kemuliaan seorang mukmin terletak pada ketaatannya kepada Allah dan
rasul-Nya, karena itu dengan sebab para sahabat ingin menjaga citra
kemuliaannya, maka mereka contohkan kepada kita ketaatan yang luar biasa
kepada apa yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Sebagai contoh, Ali bin
Abi Thalib melaksanakan perintah Nabi untuk tidur di tempat tidur
beliau saat mau berangkat hijrah ke Madinah, padahal risikonya sangat
besar karena Nabi saw mau ditangkap atau dibunuh oleh orang kafir. Pada
saat orang-orang kafir masuk menggerebek mencari Nabi, Ali tetap tidak
mau memberitahu di mana Nabi berada, meskipun harus mengalami
penyiksaan.
Ketaatan kepada Rasul sama
kedudukannya dengan taat kepada Allah, karena itu bila manusia tidak
mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah tidak akan pernah
memberikan jaminan pemeliharaan dari azab dan siksa Allah swt, di dalam
Al-Quran, Allah swt berfirman:
Barang
siapa yang menaati Rasul, sesungguhnya ia menaati Allah. Dan barang
siapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi
pemelihara bagi mereka (QS An Nisa [4]:80).
Manakala
seorang muslim telah menaati Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan
memperoleh kenikmatan sebagaimana yang telah diberikan kepada para Nabi,
orang yang jujur, orang yang mati syahid dan orang-orang shalih, bahkan
mereka adalah sebaik-baik teman yang harus kita miliki, Allah swt
berfirman:
Dan
barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya) mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah,
yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, orang yang mati syahid dan orang yang
shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS An Nisa [4]:69).
Akhirnya
menjadi jelas bagi kita bahwa sebagai mukmin, apalagi yang terikat
dalam ikatan jamaah muslim harus betul-betul mampu mempertahankan citra
diri dalam kehidupan ini. Akhirnya, marilah kita berdoa kepada Allah
swt:
Ya Allah, ampunilah dosa
kaum muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup
maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar,
Dekat dan Mengabulkan doa.
Ya
Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi
antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan
kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula
keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia
ini.
Ya
Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia,
kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka. (dakwatuna.com/hdn)
Assalamu'alaikum wr.wb nama saya REZA PALEPY ,saya sangat menyukai dalam hal ngeblog dan berbagi apapun yang menurut saya baik . selain itu, saya berharap dari blog ini bisa menjadi pahala abadi saya yang tidak terputus sampai saya mati .saya berharap untuk semua saudara yang datang berkunjung jangan lupa tinggalkan jejak dan follow.terima kasih sebelumnya .Read More..
0 komentar:
Post a Comment