Diriwayatkan daripada Sayyidina Anas bin Malik r.a: Suatu hari, baginda Rasulullah ﷺ tidur dan setelah bangun dari tidurnya, baginda tersenyum. Sayyidina Umar Al-Khattab pun bertanya, “Ya Rasulullah, apa yang menyebabkan engkau tersenyum?” Rasulullah ﷺ pun mulai bercerita. “Aku bermimpi, nanti di hari kiamat 2 orang dihadapkan kepada Allah SWT.”
Kemudian, salah seorang dari mereka menuntut haknya kepada seorang lagi yang pernah menzaliminya dulu ketika di dunia. Tuntutan hak ketika itu bukanlah dengan mengembalikan kezaliman yang pernah dilakukan seperti di dunia, tetapi meminta kebaikan orang yang menzalimi untuk diberikan kepada orang yang dizalimi. Malangnya, orang yang menzalimi itu tidak punya kebaikan lagi untuk diberikan , sehingga orang yang dizalimi pun meminta kepada Allah SWT agar dosanya diberi kepada orang yang menzaliminya. Melihat kejadian ini Rasulullah ﷺ pun menangis kesedihan.
Kemudian, Allah SWT berkata kepada orang yang dizalimi itu, “Wahai Fulan, angkatlah kepalamu ke atas.”
Lalu, orang itu melihat ke atas dan terlihatlah olehnya keindahan yang amat luar biasa. Dia melihat istana dibuat dari batu permata, dan keindahan-keindahan lain yang belum pernah dilihatnya sebelum ini.
Dalam keterpesonaan itu, dia pun bertanya, “Wahai Allah, ini sungguh indah. Siapa yang punya ini, wahai Allah?
Nabi mana yang punya?
Orang siddiq mana yang punya?
Orang syahid bernama siapa yang punya?”
Kata Allah SWT, “Yang mempunyai keindahan itu ialah orang yang mempunyai harga untuk bayar.”
Yakni maknanya siapa saja boleh memilikinya, asalkan mampu membayar kepada Allah SWT. Maka, orang itu pun bertanya lagi, “Apa bayarannya, wahai Allah?”
Jawab Allah SWT, “Bayarannya ialah orang yang memaafkan kepada orang lain.”
Orang itu pun berkata, “Ya Allah, aku maafkan dia.”
Allah SWT pun berkata, “Ambillah tangan saudaramu itu (yang menzalimi) dan bawalah dia ke syurga sekalian.
Subhanallah, memang kita tahu yang bahwa orang zalim nanti akan menanggung kezaliman di akhirat tapi pada masa yang sama, ada orang zalim yang akan dimaafkan Allah SWT.
Oleh itu, buat apa menanggung dendam kepada orang lain sedangkan penggantinya luar biasa?!
Orang yang paling banyak menerima maaf daripada Allah ialah orang yang paling banyak memaafkan orang lain.
Maka, jangan dendam, jangan simpan, jangan ada busuk hati dengan orang lain. Anda dihormati Allah dengan diberi hati untuk ditempati Allah Yang Maha Suci dan Bersih, jangan dikotori hati anda dengan kedengkian, kebencian kepada orang lain. Bersihkan ‘wadah’ itu terlebih dahulu supaya Yang Maha Bersih boleh berada di dalamnya.
Semoga Allah memberi pemahaman dan bisa melaksanakannya
{رَّبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا ۚ رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ} [آل عمران : 193]
_Semoga menjadi lebih bijak, lebih baik dan bermanfaat_
*Robbana Taqobbal Minna*
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin
😊❤👍
– Disunting daripada perbahasan tafsir ayat 193, surah Ali-Imran,




0 komentar:
Post a Comment