sebuah tempat yang berisi berita, informasi dan posting-posting mengenai Islam secara global atau luas DAN semoga yang di share disini bermanfaat untuk kita semua .amiin ya Allah
(DAKWAHMELALUIBLOG)
------
This blog contains news, information and posts about Islam globally or broadly AND hopefully this blog useful for us all .amiin ya Allah (DAKWAHMELALUIBLOG)
dakwatuna.com – Betapa
indahnya ketika berbicara tentang surga. Allah SWT berfirman, (Artinya)
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya,
mereka tidak ingin berpindah dari padanya. (QS Al-Kahfi: 107-108).
Dengan
kasih Allah dan rahmat-Nya kepada kita, Allah telah membentangkan
gambaran surga yang nikmat itu, dengan menekankan keabadian dan
kesempurnaan, tanpa kekurangan sedikitpun, tidak lelah atau sibuk dengan
hiruk pikuk, tak ada kerugian, tidak ada yang dicurangi.
Rasulullah SAW menyebutkan beberapa peristiwa ringan yang mengantarkan seseorang menjadi ahli surga, dengan amalan di satu hari.
Suatu
hari Rasulullah SAW bertanya, “Siapa di antara kamu yang berpuasa hari
ini?”. Abu Bakar RA menjawab: “Aku”. Rasulullah SAW bertanya lagi,
“Siapa di antara kalian yang telah mengikuti pemakaman hari ini?” Abu
Bakar RA berkata: “Aku”. Rasulullah SAW berkata lagi, “Siapa di antara
kalian yang memberi makan orang miskin hari ini?”. Abu Bakar berkata
lagi, “Aku”. Rasulullah SAW bertanya lagi, “Siapakah di antara kalian
yang menjenguk orang sakit hari ini?” Abu Bakar menjawab, “Aku”.
Rasulullah SAW kemudian berkata, “Jika terkumpul seluruh amalan pada
seseorang (seperti ini), niscaya ia akan masuk surga”.
Pada
diri Abu Bakar RA di hari itu terkumpul seluruh kebaikan yang ringan
namun mengantarkan pada surga. Sehingga, dalam riwayat lain, Umar bin
Khattab RA sampai berkomentar, “oh…itu (amalan) ahli surga”.
Memang,
menggabungkan semua pekerjaan itu dalam satu hari bukan hal mudah.
Namun, dengan niat dan kesungguhan, kita bisa melakukannya. Sebab,
seperti dikatakan Ibnul Qayyim, “Kebahagiaan dunia dan akhirat berpulang
pada seberapa besar (perjuangan) melawan keletihan, tak ada
(kenikmatan) istirahat bagi yang tak merasakan letih; bahkan sebesar
rasa letih itulah, kenikmatan istirahat (dapat dirasakan).”
Berpuasa
sunnah Senin-Kamis adalah ibadah yang sangat bermanfaat. Selain
menyehatkan, ia merupakan amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW. Beliau
SAW berkata, “Amal-amal kebajikan dilaporkan pada setiap hari Senin dan
Kamis, maka aku menyukai amalanku dilaporkan sedang aku dalam keadaan
berpuasa.” (HR Tirmidzi). Selain itu, kata Rasulullah SAW juga, berpuasa
menjauhkan kalian dari sikap riya.
Menjenguk
teman atau kerabat yang sakit adalah amalan utama yang sangat bernilai.
Walaupun kita datang tanpa membawa buah tangan apapun, tetapi kehadiran
kita bagi yang sakit membangkitkan semangat baginya untuk sembuh.
Dalam
riwayat Jabir bin Abdullah, Rasulullah SAW berkata, “Barang siapa yang
mengunjungi orang sakit niscaya dia mendapatkan rahmat. Maka apabila dia
duduk di sampingnya dia tetap berada di dalam rahmat, dan apabila dia
keluar dari orang yang sakit dia terus dinaungi rahmat sampai dia
kembali ke rumahnya”.
Di kitab
“Al-Ikhtiarat al-Fiqhiyah”, Imam Ibn Taymiyah bahkan berfatwa hukum
menjenguk orang sakit adalah fardhu kifayah. Artinya, jika tak ada
seorang pun yang peduli pada tetangga yang sakit, seluruh warga berdosa
karenanya.
Demikian halnya bertakziah.
Saat mengunjungi sanak famili yang tengah dirundung musibah kematian,
misalnya, adalah pekerjaan yang ringan. Tetapi, efeknya sangat dahsyat
bagi keluarga
yang ditinggalkan. Sehingga, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW
menganjurkan untuk berkata, “Sesungguhnya Allah-lah yang mengambil.
(sebab) Dia-lah yang memberi. Dan di sisi-Nya, segala sesuatu memiki
ajal tertentu”.
Dengan ucapan itu,
diharapkan dapat menenteramkan seseorang dari kedukaannya. Sedemikian
pentingnya amalan takziah ini, sehingga Imam Syafi’i berfatwa, “tak ada
batasan waktu mengucapkan kalimat takziah”. (Kitab al-Umm).
Memberi
makan orang miskin adalah amal lainnya yang terlihat ringan. Sepiring
nasi yang kita berikan pada seseorang yang tengah kelaparan sesungguhnya
tidak sekedar mengenyangkan perutnya, namun menguatkan mata batin
persaudaraan dengannya. Bahwa, dia akan merasa ada orang lain yang
peduli pada kesulitan hidup yang tengah dihadapinya.
Perjuangan
orang-orang shalih yang memberi makan fakir-miskin itu disinyalir Allah
SWT dalam firman-Nya, (artinya) “Sesungguhnya Kami memberi makanan
kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak
menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih” (QS
Al-Insan: 9).
Semoga, amalan-amalan kebaikan yang dicontohkan Abu Bakar RA itu dapat kita lakukan.
Assalamu'alaikum wr.wb nama saya REZA PALEPY ,saya sangat menyukai dalam hal ngeblog dan berbagi apapun yang menurut saya baik . selain itu, saya berharap dari blog ini bisa menjadi pahala abadi saya yang tidak terputus sampai saya mati .saya berharap untuk semua saudara yang datang berkunjung jangan lupa tinggalkan jejak dan follow.terima kasih sebelumnya .Read More..
0 komentar:
Post a Comment